Ini sharing pengalaman saya sendiri ketika menderita batu ginjal. Mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi pembelajaran buat kita semua.
Nasehat / Hikmah kasus ini :
Jangan mengabaikan nasehat dokter, karena dokter tentu punya alasan yang kuat dalam merekomendasikan suatu tindakan medis.
Sebabnya sendiri saya anggap tidak pasti, karena batu ginjal tidak tumbuh begitu saja. akan tetapi melalui proses yang panjang dan lama. bisa jadi lebih ke arah pola hidup orang yang bersangkutan. saya sendiri adalah pengidap penyakit Asma sejak kelas 1 SLTP. Pada waktu itu, karena rumah saya berada di lokasi yang udaranya cukup dingin, hampir tiap malam asma kambuh. Untuk menjaga agar asma tidak kambuh, setiap hari saya harus minum obat (pil). Bisa jadi, sisa obat-obatan tersebut yang kemudian mengendap dan menjadi batu ginjal.
Batu ginjal yang saya idap sudah termasuk kategori besar. Berada di dua lokasi. Satu di Ureter dan satu lagi di Kantung Kemih. Batu yang menyumbat saluran ureter ukuran 11 x 22 mm sedangkan batu yang ada di kantung kemih seukuran telur burung dara yaitu sebesar 22 x 33 mm.
Awal gejala yang dirasakan adalah ketika buang air kecil terasa tidak lancar seperti orang anyang-anyangan dan terasa ada yang menyumbat. Yang terparah, sempat keluar darah dan sulit untuk mengontrol buang air kecil. Manakala muncul rasa ingin buang air kecil yang keluar cuma sedikit karena tersumbat, tidak lama kemudian muncul lagi rasa ingin buang air kecil tapi tidak tuntas juga keluarnya, terus-menerus seperti itu. Bahkan karena khawatir pipis di celana, sempat juga saya pakai pempers saat kerja, hahahaha....
Hal ini tentu sangat menghawatirkan dan mengganggu perkerjaan saya. Upaya pengobatan ditempuh dengan berbagai macam cara. Awalnya dengan cara tradisional dengan meminum air kesehatan yang dalam iklannya mampu menghancurkan batu ginjal, tapi hasilnya ternyata tidak ada juga. Selanjutnya adalah upaya medis. Oleh dokter divonis harus operasi. Tentu saja berat bagi saya untuk operasi karena biayanya akan banyak. Sebelum mengambil tindakan operasi, saya harus mencari informasi sebanyak mungkin dari biaya, asuransi hingga teknik operasi yang dipakai. Tidak hanya satu dokter tapi dari beberapa dokter spesialis bedah urologi yang senior. Selain informasi dari dokter, juga dari teman-teman yang punya pengalaman dengan batu ginjal. Ada dokter yang menyarankan pembedahan, ada yang tidak dg pembedahan tetapi dengan dua kali operasi (karena lokasi batu di dua tempat, kantung kemih dan ureter). ada yang menyarankan dengan tanpa pembedahan dan hanya satu kali operasi. namun yang terakhir ini biayanya cukup mahal.
Ada satu teknik operasi batu ginjal yang mudah, tidak sakit dan sedikit murah (sebenarnya juga mahal) yaitu dengan ESWL. ESWL ini menghancurkan batu ginjal hanya dengan gelombang suara. Alatnya ditempelkan ke kulit yang searah dengan lokasi batu ginjal. Dengan bantuan monitor yang bekerja seperti USG, batu ginjal ditembak hingga pecah dan menjadi butiran-butiran halus. selanjutnya butiran halus batu ginjal ini akan keluar bersama urine saat buang air kecil. Tidak ada rasa sakit saat operasi, tidak ada pembedahan. Suara yg terdengar seperti kita menjentikkan dua kuku. thik, thik, batu sudah hancur. Setelah operasi bisa langsung pulang dengan jalan sendiri.
Selepas operasi dengan ESWL saya diminta untuk menunggu beberapa saat untuk observasi. Pada saat buang air kecil rasanya agak nyeri karena banyak pecahan batu yang turut keluar bersama air seni. Agar pecahan batu bisa keluar semua saya diminta untuk banyak-banyak minum air putih.
Setelah menunggu beberapa saat dan dinyatakan boleh pulang, saya diberi obat dan daftar makanan yang harus dihindari agar tidak terulang penyakit batu ginjalnya. baca : Makanan ini bisa memicu batu ginjal, waspadalah..!!
Dokter sebenarnya tidak menyarankan tindakan ESWL atas batu ginjal yang saya idap, karena alat ESWL ini punya batas tembakan. sementara batu ginjal saya cukup besar sehingga alat ini tidak mampu memecah batu hingga menjadi partikel halus. Tapi, saya ngotot ingin menggunakan ESWL ini, akhirnya dokter menyetujuinya. Alasannya tentu biaya, yang kedua adalah fisik agar pasca operasi tetap bisa angkat-angkat barang berat. Maklum saja, rencana mau pindahan rumah, hehe...
Alasan dokter tidak menyetujui terbukti. Pasca operasi dengan ESWL, malamnya saya tidak bisa buang air kecil sama sekali. Mampet pet. Ya karena pecahan batu masih besar sehingga tidak bisa keluar semua dan malah menutupi saluran kencing.
Akhirnya saya kembali ke RS tempat opersai ESWL tadi dan oleh dokternya tentu saja dimarahi oleh karena ke'Ngeyelan" saya. Dan akhirnya saya harus melakukan operasi juga. Tidak dengan pembedahan, tapi dengan memasukkan alat di saluran kencing lalu dengan bantuan kamera monitor alat tersebut memecah batu yang ada di dalam saluran kecing menjadi kecil-kecil lalu batu-batu yang sudah halus tersebut disedot keluar sampai bersih.
Berikut ini video saat-saat operasi batu ginjal :
Ada satu teknik operasi batu ginjal yang mudah, tidak sakit dan sedikit murah (sebenarnya juga mahal) yaitu dengan ESWL. ESWL ini menghancurkan batu ginjal hanya dengan gelombang suara. Alatnya ditempelkan ke kulit yang searah dengan lokasi batu ginjal. Dengan bantuan monitor yang bekerja seperti USG, batu ginjal ditembak hingga pecah dan menjadi butiran-butiran halus. selanjutnya butiran halus batu ginjal ini akan keluar bersama urine saat buang air kecil. Tidak ada rasa sakit saat operasi, tidak ada pembedahan. Suara yg terdengar seperti kita menjentikkan dua kuku. thik, thik, batu sudah hancur. Setelah operasi bisa langsung pulang dengan jalan sendiri.
Selepas operasi dengan ESWL saya diminta untuk menunggu beberapa saat untuk observasi. Pada saat buang air kecil rasanya agak nyeri karena banyak pecahan batu yang turut keluar bersama air seni. Agar pecahan batu bisa keluar semua saya diminta untuk banyak-banyak minum air putih.
Setelah menunggu beberapa saat dan dinyatakan boleh pulang, saya diberi obat dan daftar makanan yang harus dihindari agar tidak terulang penyakit batu ginjalnya. baca : Makanan ini bisa memicu batu ginjal, waspadalah..!!
Dokter sebenarnya tidak menyarankan tindakan ESWL atas batu ginjal yang saya idap, karena alat ESWL ini punya batas tembakan. sementara batu ginjal saya cukup besar sehingga alat ini tidak mampu memecah batu hingga menjadi partikel halus. Tapi, saya ngotot ingin menggunakan ESWL ini, akhirnya dokter menyetujuinya. Alasannya tentu biaya, yang kedua adalah fisik agar pasca operasi tetap bisa angkat-angkat barang berat. Maklum saja, rencana mau pindahan rumah, hehe...
Alasan dokter tidak menyetujui terbukti. Pasca operasi dengan ESWL, malamnya saya tidak bisa buang air kecil sama sekali. Mampet pet. Ya karena pecahan batu masih besar sehingga tidak bisa keluar semua dan malah menutupi saluran kencing.
Akhirnya saya kembali ke RS tempat opersai ESWL tadi dan oleh dokternya tentu saja dimarahi oleh karena ke'Ngeyelan" saya. Dan akhirnya saya harus melakukan operasi juga. Tidak dengan pembedahan, tapi dengan memasukkan alat di saluran kencing lalu dengan bantuan kamera monitor alat tersebut memecah batu yang ada di dalam saluran kecing menjadi kecil-kecil lalu batu-batu yang sudah halus tersebut disedot keluar sampai bersih.
Berikut ini video saat-saat operasi batu ginjal :
Nasehat / Hikmah kasus ini :
Jangan mengabaikan nasehat dokter, karena dokter tentu punya alasan yang kuat dalam merekomendasikan suatu tindakan medis.
4 comments for "Pengalaman dengan batu ginjal, sakitnya dan cara mengobatinya"