Studi Banding ke KPP Madya Semarang : Upaya menggapai predikat WBBM Kemenag Bantul

Hari Selasa, 7 Januari 2020 rombongan Kementerian Agama Kabupaten Bantul mengadakan studi banding ke Kantor Pelayanan Pajak  (KPP) Madya Semarang. Saya mewakili penghulu didapuk untuk ikut serta dalam dalam acara studi banding tersebut. Studi banding ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih jauh tentang KPP Madya Semarang yang pada tahun 2019 telah mendapatkan predika WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani) dari Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).

Telah kita ketahui bersama bahwa pada tahun 2019 lalu Kementerian Agama Kabupaten Bantul bersama 4 instansi lain di Kementerian Agama RI berhasil meraih predikat WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dari Kemenpan RB setelah sekian tahun menerapkan Zona Integritas di wilayahnya. Setelah mendapatkan WBK selanjutnya bagaimana? tentu harus ditingkatkan menjadi WBBM, dan ini menjadi target dari Kementerian Agama Kabupaten Bantul untuk bisa meraihnya pada tahun 2020 ini. Secara belum ada sama sekali instansi ataupun unit kerja di Kementerian Agama RI yang sudah mendapatkan predikat ini.

Sesi foto Bersama
Dalam upaya untuk meraih WBBM itulah diadakan studi banding atau sharing session ini. Sedikit gambaran yang bisa diperoleh dari kepala KPP Madya Semarang Bapak Nyono Laksito dan jajarannya tentang KPP madya Semarang adalah antara lain :
  • Menempati salah satu bagian dari Gedung Keuangan Negara Semarang
  • Melayani wajib pajak di daerah Jawa tengah bagian utara.
  • Melayani wajib pajak sebesar 400 an wajib pajak.
  • Memperoleh pendapatan pajak sebesar 13 Triliun pada tahun 2019
  • Memperoleh Predikat WBBM pada tahun 2019
Beberapa  poin yang disampaikan terkait upaya meraih WBBM antara lain :
  • Layanan yang terukur, output maupun waktu penyelesaiannya.
  • Berubah menjadi makin. Ada upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan menjadi lebih baik lagi sehingga dapat dirasakan oleh pengguna layanan bahwa layanannya menjadi makin baik.
  • Ada upaya untuk menularkan predikat WBK kepada instansi-instansi lain sehingga tidak menjadi instansi yang berjalan sendiri dalam menerapkan Zona Integritas - Wilayah Bebas Korupsi.
Integritas itu hal yang paling utama
 Berbekal  informasi dan penjelasan yang sudah disampaikan, lalu langkah kita harus bagaimana?
Secara karakteristik pengguna layanan berbeda, karakteristika SDM pemberi layanan berbeda dan tentu saja anggarannya berbeda. 3 komponen utama pengguna layanan di Kemenag Bantul yang dinilai yaitu Layanan Haji, Layanan Madrasah dan Layanan KUA.

Bagaimana dengan KUA?
Terdapat 17 KUA di Kabupaten Bantul. Tipologi KUA ada 2 tipe B dan C, kondisi geografis : pegunungan, pedesaan, perkotaan. Pengguna layanan dipastikan hanya akan sekali atau beberapa kali menggunakan layanan KUA seumur hidupnya. Tentu penerapan model layanan untuk meraih WBBM akan berbeda dengan KPP Madya semarang yang mempunyai pengguna layanan yang tetap dan rutin meminta layanan.

Post a Comment for "Studi Banding ke KPP Madya Semarang : Upaya menggapai predikat WBBM Kemenag Bantul"