Di Sini Hari Raya Idul Fitri Selalu Berbeda, Kenapa ?

Jangan pernah kaget jika anda berhari raya Idul Fitri di daerah ini. Yaitu di daerah Gatak, Ngawen, Klaten tepatnya di dukuh Druju. selepas sholat idul fitri yang dilaksanakan di lapangan desa, warga lantas kembali ke rumah masing-masing. Bila anda kemudian selepas sholat Ied ini  keluar rumah dan berjalan-jalan keliling kampung, anda tidak akan jumpai anak-anak atau warga yang berdandan atau berbusana bagus dan baru yang berkunjung ke rumah-rumah seperti pada umumnya di daerah lain selepas sholat idul fitri, yang akan anda jumpai adalah aktifitas warga seperti biasa, seperti kebiasaan sehari-hari sebelum hari raya.

Aktifitas warga masyarakat Druju selepas sholat idul fitri tidak lain diisi dengan acara bersih-bersih rumah, mengepel lantai, menyapu halaman dan menata perabot-perabot rumah tangga, utamanya yang ada di ruang tamu. bahkan ada warga yang pergi ke sawah atau ke ladang.Mengingat bahwa hari raya Idul Fitri adalah salah satu hari besar islam dan hari kemenangan umat islam setelah berpuasa sebulan lamanya, aktifitas warga yang seperti itu tentu rasanya janggal bukan?

Aktifitas berbeda warga masyarakat layaknya hari raya di daerah lain baru nampak pada hari ke-2 setelah sholat idul fitri. Pagi-pagi sekali sudah mulai nampak anak-anak dengan pakaian rapi dan baru bahkan ada yang terkesan norak juga, kemudian mereka akan mencari teman-teman sebayanya. secara berkelompok mereka akan berkunjung (Ujung) ke rumah-rumah para orang-orang tua (yang dituakan) di daerah ini. Dari satu rumah ke rumah lainnya hingga semua rumah mereka kunjungi. Saat berkunjung inilah biasanya tuan rumah memberikan uang saku (sangu) kepada anak-anak tersebut sebagai tanda kebahagiaan kepada mereka. tak jarang satu anak bisa mendapatkan uang tips hari raya hingga ratusan ribu jumlahnya.

Aktifitas serupa juga dilakukan oleh para remaja di kampung ini, secara berkelompok mereka akan berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mengucapkan selamat hari raya dan mohon maaf lahir batin. Bila yang menjadi harapan anak-anak dalam setiap ujung adalah mendapatkan sangu dari pemilik rumah, berbeda dengan para remaja ini, yang menjadi incaran mereka adalah rumah yang menu suguhannya paling enak. bila di rumah yang suguhannya biasa mereka cukup duduk sebentar lalu pamit di rumah yang suguhannya enak mereka bisa betah berlama-lama. Tak jarang ada yang hidangan suguhannya nyaris habis dilahap mereka. tidak masalah bagi tuan rumah, merkea justru bahagia karena suguhannya disukai orang.

Berbeda dengan anak-anak dan para remaja, untuk mereka yang sudah menikah aktifitas ujung dilakukan dengan keluarganya, dengan istri/suami dan anak-anak mereka. Begitulah kegiatan di hari ke-2 hari raya dan akan berlangsung hingga beberapa hari berikutnya. Aktifitas warga yang demikian mungkin sudah berjalan bertahun-tahun lamanya hingga menjadi sebuah budaya yang berbeda. Aneh rasanya ketika pertama kali mengalami hal yang demikian. Tapi, setelah beberapa kali berhari raya di sini lama kelamaan menjadi biasa. itulah khazanah budaya masyarakat Indonesia. Lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Post a Comment for "Di Sini Hari Raya Idul Fitri Selalu Berbeda, Kenapa ?"