disebutkan dalam Kitab Al-Ihyaa' (IV/163) karya Imam Al-Ghazali bahwa Asma' binti Kharijah berkata kepada putrinya yang hendak menikah:
"Wahai putriku, sesungguhnya Kamu telah keluar dari sarang yang selama ini Kamu tempati. Kamu akan tidur di sebuah ranjang yang sebelumnya belum kamu kenal dan tinggal bersama teman yang sebelumnya belum pernah akrab. Jadilah kamu sebagai lahan (yang siap digarap) baginya, niscaya dia akan menjadi langit pelindung bagimu. Jadilah kamu tempat kembali untuknya, niscaya dia akan menjadi tiang sandaran bagimu. Jadilah kamu sebagai hamba wanitanya, niscaya dia akan menjadi hamba priamu. Janganlah kamu menuntut terlalu berlebihan kepadanya, karena hal itu bisa menyebabkan dia tidak lagi menyukai dirimu. Dan janganlah kamu berada jauh darinya, karena hal itu bisa menyebabkan dia melupakan dirimu. Apabila dia mendekati, maka mendekatlah juga padanya. Namun apabila dia menjauhi dirimu (karena marah), maka menjauhlah juga (untuk memberi kesempatan berfikir). Peliharalah penciuman, pendengaran dan penglihatannya. Janganlah pernah dia menciummu kecuali dalam keadaan berbau wangi. Janganlah pernah dia mendengar sesuatu darimu kecuali yang baik-baik saja. Dan janganlah pernah dia melihat dirimu kecuali dalam keadaan cantik."
Begitulah sebagaimana tertulis dalam Kitab Hadiyyatul Afraah Lil 'Aruusain karya Syaikh Muhammad 'Ali Ash-Shabuni.
Post a Comment for "Nasehat seorang ibu untuk putrinya"